Category Archives: agribisnis

menyimpan cabe

‹ › Beranda Lihat versi web Cara Benar Menyimpan Cabe
Merah Cabe merah termasuk sayuran yang
mudah rusak akibat respirasi,
perubahan kimia, serta penampakan
berupa pelayuan, pengeringan,
ataupun pembengkakan yang berair,
diikuti pembusukan (Kader, 1992). Untuk mengatasi hal itu, peneliti
BPTP Sumatra Barat, Kasma Iswari,
dan kawan-kawan berhasil
menemukan teknologi penyimpanan
cabe yang praktis untuk
memertahankan kesegarannya. Disebutkan, sebaiknya cabe merah
dipanen pada tingkat kematangan
50-75% saat buahnya berwarna
coklat sampai merah 3/4 bagian. Buah yang terserang hama dan
penyakit dipisahkan. Buah yang
bagus dibersihkan, lalu direndam
dalam larutan kinetin 15 ppm selama
15 sampai 20 menit. Setelah itu, buah cabe diletakkan
dalam baki styrofoam, lalu ditutup
dengan stretch film dan disimpan di
ruang terbuka. Pertahankan Kesegaran Penyimpanan cabe seperti itu akan
dapat memertahankan kesegaran
dan menghindari kerusakan. Dari hasil analisis, setelah disimpan
selama 20 hari, tingkat kerusakan
susut bobot hanya 14%. Warna dan
kandungan vitamin C-nya masih
seperti asli. Berkurangnya kerusakan selama
penyimpanan cabe pada tingkat
kematangan 50-75% karena buah
berada pada kondisi nutrisi
maksimum. Enzim–enzim yang
berperan dalam pembelahan sel lebih aktif akibat kinetin. Kinetin
berfungsi membelah sel dan
menghambat penuaan. Semakin sel-sel terbelah, penuaan
akan kian tertunda. Bila sel-sel
berhenti membelah jaringan, maka
buah cabe akan cepat mengerut
sehingga penuaan cepat terjadi. Stretch film bersifat permiabilitas
terhadap air dan gas sehingga dapat
mengatur keluar-masuk air dan gas
dalam keadaan seimbang. Selain itu, stretch film juga dapat
mengendalikan suhu, kelembaban
nisbi, serta konsentrasi CO2 dan O2
dalam kemasan. Laju akumulasi CO2
hasil respirasi lebih sedikit dari laju
penyusutan O2, dan proses respirasi dapat ditekan sehingga kerusakan
berkurang dan susut bobot rendah. Susut bobot merupakan salah satu
parameter mutu yang mencerminkan
tingkat kesegaran buah. Sebagian
besar kesegaran buah dipengaruhi
oleh penguapan. Kehilangan air merupakan penyebab
utama kerusakan produk yang
berpengaruh langsung terhadap
kehilangan kuantitatif (bobot) dan
menyebabkan penurunan kualitas
penampilan, pengerutan, tekstur menjadi lembek, dan kualitas nutrisi
menurun karena layu. Kandungan Vitamin Cabe merah mengandung vitamin C
cukup tinggi, antara 15 – 200
mg/100 g (hasil analisis awal
penelitian). Vitamin C merupakan zat gizi yang
cukup penting dalam buah cabe.
Kandungan vitamin itu tinggi saat
buah tua sampai matang dan
menurun saat buah terlampau
matang. Vitamin C sangat sensitif dan mudah
rusak oleh faktor luar, seperti suhu,
pH, cahaya, enzim, dan oksigen. Jenis kemasan memengaruhi
kandungan vitamin C. Kandungan
vitamin C pada kemasan stretch film
meningkat sampai penyimpanan
selama 15 hari, yaitu berkisar
168-196 dari 166-178 mg/100g, menurun setelah 20 hari. Hal itu
sangat bergantung pada kerusakan
cabe. Pada kemasan tersebut kerusakan
tidak terlalu tajam sehingga vitamin C
masih meningkat. Kerusakan fisik dan
kimia akan menurunkan kandungan
vitamin C (Winarno dan Aman,
1981). Lama perendaman cabe segar
dalam kinetin cendrung
meningkatkan kandungan vitamin C
terutama pada lama perendaman 15
-20 menit. Hal ini diduga karena
selama 15 – 20 menit tersebut larutan kinetin dapat bermigrasi ke dalam
jaringan buah cabe, sehingga fungsi
kinetin sebagai pengaktifkan sel
muda untuk berkembang dan
menekan proses penuaan terlihat . Kandungan Serat Kandungan serat merupakan
parameter mutu untuk ketahanan
simpan produk hortikultura. Semakin
tinggi kandungan serat, produk lebih
tahan simpan karena lebih kuat
menghadapi kondisi atmosfir yang tidak menguntungkan dan
peningkatan umur jaringan.
Kandungan Seratselama
penyimpanan menurun. Cabe pada tingkat kematangan
50-75%, penurunan seratnya tidak
terlalu tajam, karena kandungan
seratnya berada pada kondisi
maksimal, sehingga pengaruh
perlakuan kemasan ataupun lama perendaman dengan kinetin akan
dapat mengurangi turunnya
kandungan serat. Kandungan serat
pada kriteria tingkat kematangan
50-75%, berkisar 7-8%, selama
penyimpanan turun hanya 4-5%. Kadar air merupakan parameter
mutu kesegaran produk hortikultura.
Penurunan kadar air menyebabkan
produk mengkerut, rusak fisik
ataupun busuk. Kadar air merupakan
air yang berada dalam buah cabe dan akan migrasi keluar kalau kondisi
atmosfir penyimpanan tidak
seimbang dengan kadar air dalam
bahan Cabe dengan tingkat kematangan
50-75%, selama penyimpanan terjadi
penurunan kadar air hanya berkisar
10% setelah disimpan 15 hari. Saat panen raya, harga cabe relatif
rendah, bahkan ada yang tidak
terjual dan menjadi busuk. Petani pun
rugi. Sebaliknya, saat produksi cabe
berkurang, harganya sangat tinggi.
Akibatnya, para ibu rumah tangga menjerit karena harganya mencapai
Rp 40 ribu/kg. — Ahmad Syufri,Arya Waita, dan
Harmaini, Peneliti dan Penyuluh
pada BPTP Sumbar. Deptan